Omnis Res Est Omnia

Every thing is Everything


Aku selamanya menemui senja dan tak pernah bertatap muka dengan fajar. Aku senantiasa dengan deburan ombak dan kamu diselimuti kabut. Di antara kita terbujur rasi bintang yang membentuk anak panah. Rumpun bintang itu bukan menggantung di langit, melainkan melayang di atas jalanan kota. Ujung anak panah itu mengarah pada kamu berada, di kaki sebuah gunung perkasa.

Suatu saat kita tak sengaja bertemu di tengah kota yang langit-langitnya serupa aurora. Kita tak sengaja duduk berdua di bawah kanopi. Wajahku sesendu senja dan senyummu menyimpan kerling fajar. Bulan terasa sangat dekat dengan bumi. Kita mengunjungi sebuah menara kunang-kunang. Kunang-kunang muda berwarna kehijauan dan yang tua kuning menyala. Sehari semalam kita bersama menatap kunang-kunang melayang di atas kepala lalu jelang fajar kelompok kunang-kunang itu jatuh satu per satu dan tak pernah bangkit lagi.

Hospes Libro