"Wahai angin
sampaikan salamku padanya
Tanyakan padanya apakah
ia masih mau berjumpa denganku?
apakah ia masih
memikirkan diriku?
bukankah telah
kukorbankan kebahagiaanku demi dirinya?
hingga diri ini
terlunta-lunta, sengsara di padang gersang dunia
Wahai kesegaran pagi
yang murni dan indah!
maukah engkau
menyampaikan salam rindu pada kekasihku.
belailah rambutnya yang
hitam nan berkilau
untuk mengungkapkan
dahaga cinta yang memenuhi hatiku
Wahai angin, maukah
engkau membawakan
keharuman rambutnya
padaku
sebagai pelepas rindu
sampaikan pada gadis
yang memikat hati itu
betapa pedih rasa hatiku
jika tidak bertemu dengannya
hingga tak kuat lagi aku
menanggung beban kehidupan
Aku merangkak melewati
padang pasir
tubuh berbalut debu dan
darah menetes
air matakupun telah
kering
karena selalu meratap
dan merindukannya
Duhai semilir angin
pagi, bisikkan dengan lembut salamku
sampaikan padanya
pesanku ini:
Duhai yang tercinta,
bibirmu yang selaksa merah delima
mengandung madu dan
memancarkan keharuman surga
membahagiakan hati yang
memandang
biarkan semua itu
menjadi milikku!
Hatiku telah dikuasai
oleh pesona jiwamu
kecantikanmu menusuk
hatiku laksana anak panah
hingga sayap yang sudah
patah ini tidak mungkin
dapat terbang
Berbagai bunga
warna-warni menjadi layu dan lemah
karena cemburu pada
pesona kecantikanmu yang bersinar
engkau laksana dewi
dalam gelimang cahaya
surgapun akan tertarik
mencuri segala keindahan yang engkau miliki
karena engkau erlalu
indah dan terlalu berharga
untuk tinggal dibumi ?!
Duhai kekasihku, dirimu
selalu dalam pandangan
siang selalu kupikirkan
dan malam selalu menghiasi mimpi
hanya untuk dirimu
seorang jiwaku rela menahan
kesedihan dan kehancuran
Jeritanku menembus
cakrawala
memanggil namamu sebagai
pengobat jiwa, penawar kalbu
sumber kebahagiaan yang
telah memikatku
untuk selalu
mengenangmu"
0 comments:
Post a Comment