“Duhai betapa dunia akan bermuram durja,
Bila tak engkau Pernah berkunjung ke rumah seorang kekasih, Dan memiliki
seorang kekasih untuk menghibur”
Pada suatu malam kita
bertemu, pada sebuah gubuk kecil disamping danau kunang-kunang. Kita saling
memandang pada dunia yang jauh dibawah horizon, seolah kamu dan aku telah terpisah
oleh ruang yang tak kunjung menyempit. Kita seolah tahu dimana keabadian itu,
tempat hati dan jiwa kita terbaring. Aku sadar aku mencintaimu. Bukan aku
menyesal karena mencintaimu, aku hanya sedih, aku tak punya jawaban itu.
Aku laksana singa yang mencari
mangsa di padang belantara, diantara binatang-binatang liar. Aku menjelajah mencari
kebahagian yang hilang bersama roda zaman yang tak kembali. Kekayaan mungkin
adalah buah segar nan menyegarkan dari surga yang dilimpahkan diatas hamparan
keringnya padang gurun dunia. Namun apalah arti kekayaan jika Cinta yang
menyebabkan aku merindu tak kumiliki. Walaupun emas, permata, intan, dan
berlian bergelimang, namun semua itu sia-sia.